Hari bertambah petang,
jam menunjukkan pukul lima lewat seperempat. Udara kota mulai terasa bertambah
nyaman. Warna merah mulai mengambang di langit sebelah barat. Begitu turun dari
bis kota aku langsung saja menyelusuri gang kecil menuju kekamar sewaan
semenjak satu tahun yang lalu, selama menjadi mahasiswa di kota ini. Baru saja
aku sampai di depan pintu kamar, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara gadis
kecil anak tetangga. “Bang ini ada surat untuk abang”.
Aku melihat pada anak itu dan
bertanya, “Ini surat dari siapa dik“, kataku. Anak itu pun menjawab, tadi aku
melihat surat itu ada di depan pintu lalu secara tidak sengaja aku lewat dan
mengambil surat ini untuk dibawa ke rumahku, supaya surat ini tidak hilang.
Tetapi aku tidak tau, surat ini dari siapa, yang ada cuma alamat pengirimnya
saja dan tidak dicantumkan nama pengrimnya. Setelah beberapa menit, aku melihat
abang turun dari bis kota dan akupun bergegas menemui dan menyerahkan surat ini
kepada abang. Aku menerima penjelasan dari apa yang di sampaikan oleh anak itu
dan mengucapkan terima kasih. Setelah beberapa menit berbicara dengan anak
tadi, akupun langsung masuk ke kamar dan meletakkan tas ranselku ke tepi
dinding lalu aku beristirahat sejenak di tempat tidur untuk menenangkan
pikiran. Setelah beberapa jam kemudian akupun terbangun pada saat jam
menunjukkan tiga lewat seperempat pagi dan aku langsung cuci muka ke kamar
mandi. Setelah itu, surat yang diberikan oleh anak tadi tidak sempat aku
membacanya karena aku harus belajar untuk persiapan tugas yang diberikan oleh
dosen kepadaku. Surat itu aku simpan di lemari belajarku, dimana aku banyak
menyimpan buku-buku lamaku. Lalu saya mulai fokus untuk belajar.
Setelah pulang dari kuliah, saya
banyak membaca buku yang membuat hati saya gembira dan senang. Setelah itu, aku
menompang nonton di rumah yang punya kos itu. Orang yang punya kos itu
mengijinkan saya menonoton dengannya. Pada suatu hari, aku mulai melupakan
surat itu dan hanya memikirkan hak dan kewajibanku saja sebagai anak. Beberapa
tahun kemudian aku pun menamatkan kuliah, aku senang dengan hasil belajarku
sendiri karena nilaiku sangat memuaskan dan aku menjadi mahasiswa terbaik di
kota ini. Setelah itu, aku teringat dengan surat yang telah lama tidak kubaca
karena aku sibuk dengan kuliahku. Aku
langsung mencari dan membongkar isi lemariku untuk mencari surat itu. Pada saat
itu aku akhirnya menemukan surat itu dan membacanya, ternyata surat itu dari
orang tuaku yang telah lama rindu padaku. Aku membaca surat itu sangat terharu
karena sudah lama juga aku tidak bertemu dengan orang tuaku. Lalu aku bergegas
menyusun baju, buku dan lain-lainya untuk dibawa ke kampung karena aku telah
mendapatkan ilmu di kota ini dan telah mempunyai teman juga di kota ini. Aku
langsung naik mobil. Setibanya di kampung aku disambut gembira dan senang oleh
orang tuaku, kakakku serta kerabat-kerabatku. Aku menemui orang tuaku karena
aku tidak sempat membalas surat yang engkau kirimkan kepadaku Ayah-Ibu. Maafkan
aku karena aku tidak sempat membaca surat tersebut karena sudah terlalu lama
aku tidak membacanya karena aku telah membuat kalian khawatir padaku. Aku hanya
menjalankan hak dan kewajibanku saja dan mencari teman di kota itu agar aku
tidak sendirian. Setelah aku menceritakan semuanya pada orang tuaku, orang
tuaku langsung memaafkan kesalahanku. Sejak itulah aku tidak pernah mengulangi
kesalahanku untuk yang kedua kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar