Selamat Datang di barajamanulih.blogspot.com (klik others untuk melihat tulisan lainnya. Semoga bermanfaat dan dapat menggali ilmu)

Senin, 04 Februari 2013

Melihat Teman

       Minggu siang kira-kira pukul 14.00 WIB. aku pergi melihat teman yang sakit. Aku pergi dengan mantan teman satu kosan (keluar dari kosan karena sudah menyelsaikan  jenjang pendidikan sarjana (S1)) mengendarai sepedamotor. Karena tidak mengetahui lokasi tujuan maka aku dan temanku, temanku menelfon teman yang lain yang mengetahui lokasinya supaya pergi bersama. Dia menunggu kami di pertamina dekat rumah sakit sitirahmah. Setelah bertemu kami pun berangkat. Diperjalanan, dia lupa rumah teman yang sakit itu karena sudah lama sekali tidak kesana juga dia keliru dalam membaca sms yang isinya lokasi tujuan yang telah dikirim sebelumnya oleh teman yang sakit.

       Akhirnya kami dijemput oleh teman yang sakit dengan seorang teman yang telah dahulu tiba dirumahnya.
Sesampainya di rumahnya kami berkumpul dan mulai berbincang-bincang. Tiba-tiba salah seorang dari kami berkata "Dia takut melihat saudaranya yang muslim berjengot (dalam artian orang yang memelihara jenggotnya hingga panjang). Jikalau dia sedang duduk diwarung dan melihat saudara sesama muslim berjenggot maka dia akan menjauh dari saudaranya tersebut.". 
Lalu aku bertanya "kenapa?". 
"Karena pemberitaan di televisi yang selalu mengaitkan seorang muslim yang berjenggot itu adalah teroris" jawabnya.
Mendengar jawaban tersebut yang terpikirkan dalam benakku adalah media, baik media cetak maupun elektronik telah berhasil menanamkan sebuah pemikiran yang mengindikasikan bahwa seorang muslim yang berpegang kepada sunnah adalah seorang teroris. Ya memang benar. Akhir-akhir ini sering terjadi penangkapan "terduga" teroris yang notabenenya adalah seorang muslim. Bahkan para "penangkap" teroris tidak segan melepaskan tembakan yang berujung kepada kematian si "terduga" teroris. Padahal dia belum tentu teroris. Apabila terjadi kasus pengeboman, maka yang disorot oleh media adalah pesantren atau majlis yang sedang mempelajari ilmu agama. Menurutku secara tidak langsung media memberitahukan bahawa disinilah tempat teroris berkumpul dan inilah orang-orang yang harus diwaspadai. 
Temanku itu salah satu dari sekian banyak muslim yang telah tertanam pemikiran tersebut didalam otaknya. Menurutku yang semestinya seorang muslim lakukan adalah mempelajari tentang islam itu sendiri sehingga dia tidak mudah dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran sesat yang marak terjadi dewasa ini.
Kira-kira Pukul 15.55 WIB azan ashar berkumandang. Kami berpamitan pulang. Temanku berencana untuk pulang kampung hari itu juga dan meminta kepadaku untuk mengantarkannya ke terminal. Setibanya di terminal dia berpamitan kepadaku dan langsung naik ke atas bus. Aku pun pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya Semoga Tulisan di atas Bermanfaat

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls